468x60

The Holy Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) said: "If Allah grants a Muslim a righteous wife, this helps him preserve half of his religion (faith). He should, therefore, fear Allah as regards the other half." (Marriage quotes from At-Tabarani and Al-Hakim)

Pernikahan Sederhana

Jumat, 06 Agustus 2010
Pernikahan sederhana tu apa si? hehe... yang penting akad nikahnya di masjid. Depan rumah lagi. Deket. Masalah pestanya mending jadi satu sama akad nikahnya. Kalo beda acara takutnya namanya gak sederhana lagi, gak usah deh menghambur-hamburgerkan harta.*hamburger emang manztaabb*. Masa depan masih panjang. Yang penting orang-orang yang membutuhkan hadiiiir hihihii. Ni saya kopaskan lagi dari milis tetangga. Lagi males nih merangkai kata2...

Rasulullah SAW memerintahkan kepada Abdurrahman bin Auf ra untuk menyembelih seekor kambing. Namun tipe shahabat yang satu ini memang bukan tipe sembarangan. Beliau termasuk dalam deretan orang banyak duit alias orang kaya di Madinah. Sehingga menyembelih seekor kambing buatnya untuk sekedar mengundang makan-makan dalam sebuah walimah tentu sangat tidak ada beratnya.

Sebab inti dari sebuah walimah itu adalah pengumuman atas sebuah pernikahan. Berikutnya adalah doa yang dipanjatkan kepada pasangan yang berbahagia. Selain tentu ada makanan yang dihidangkan sesuai dengan makna walimah secara bahasa.

Sehingga melakukan resepsi pernikahan mungkin saja dengan makanan yang sederhana. Bahkan dahulu Rasulullah SAW pernah melakukan walimah hanya dengan dua mud gandum. Dua mud gandung berarti gandum sebanyak yang bisa dipegang dengan kedua tapak tangan. Riwayat bahwa Rasulullah SAW melakukan hal itu terdapat dalam hadits Bukhari.

Intinya, tidak ada keharusan untuk melakukan acara walimah yang terlalu membuang-buang harta. Padahal makanan yang dihidangkan itu barangkali jauh lebih dibutuhkan oleh para fuqara dan orang-orang miskin. Sehingga jangan sampai makanan yang kita hidangkan dengan harga selangit itu justru dicap sebagai makanan yang paling buruk di sisi Allah SWT. Sebagaimana terdapat dalam hadits berikut ini.

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Makanan yang paling jahat adalah makanan walimah. Orang yang butuh makanan itu (si miskin) tidak diundang dan yang diundang malah orang yang tidak butuh (orang kaya). (HR. Muslim)

Inilah walimah yang paling jahat dan alangkah sedihnya bila orang-orang miskin malah tidak dapat tempat, karena si empunya hajat hanya mengundang mereka yang perutnya sudah buncit saja.

Maka marilah kita biasakan membuat acara walimah meski pun hanya sederhana saja. Tidak perlu mengejar gengsi dan sebutan orang, juga jangan merasa menjadi dianggap pelit oleh orang lain. Kita keluarkan harta untuk walimah semampunya dan sesanggupnya. Kalau tidak ada, tidak perlu diada-adakan. Sebab yang penting acara walimahnya bisa berjalan, karena memang anjuran dari Rasulullah SAW.

Dan tentu akan menjadi sangat baik bila kita limpahkan makanan itu kepada mereka yang miskin, fakir, yatim, kesusahan dan kelaparan. Sebab harta yang kita keluarkan akan lebih berguna dan pahala dari Allah SWT tentu akan semakin besar. Bukankah kita lebih mengharap pujian dari Allah SWT ketimbang pujian dari tamu undangan ?

Disisi lain, orang yang membuang-buang harta atau berboros-boros tentu akan menjadi teman syetan. Sebagaimana firman Allah SWT :

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra’ : 27)
 Hmm saya mau cerita Pengantin Sederhana....
Fatimah, sang pengantin itu, kemudian keluar rumah dengan memakai pakaian yang cukup bagus, tapi ada 12 tambalannya. Tak ada perhiasan,apalagi pernik-pernik mahal. Setelah menikah, Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Alquran dengan lidahnya, menafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis dengan matanya.

Itulah sebagian kemuliaaan dari Fatimah. Ada ribuan atau jutaan Fatimah yang telah menunjukkan kemuliaan akhlaknya. Dari mereka kelak lahir ulama-ulama ulung yang menjadi guru dan rujukan seluruh imam, termasuk Imam Maliki, Hanafi, Syafi'i, dan Hambali.

Bagaimana gadis sekarang? Mereka, memang tak lagi menggiling gandum, tapi menekan tuts-tuts komputer. Tapi bagaimana lidah, hati, dan matanya? Bulan lalu, ada seorang gadis di Bekasi, yang nyaris mati karena bunuh diri. Rupanya ia minta dinikahkan dengan pujaan hatinya dengan pesta meriah. Karena ayahnya tak mau, dia pun nekat bunuh diri dengan minum Baygon. Untung jiwanya terselamatkan. Seandainya saja tak terselamatkan, naudzubillah min dzalik! Allah mengharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri.

Si gadis tadi rupanya menjadikan kemewahan pernikahannya sebagai sebuah prinsip hidup yang tak bisa dilanggar. Sayang, gadis malang itu mungkin belum menghayati cara Rasulullah menikahkan putrinya. Pesta pernikahan putri Rasulullah itu menggambarkan kepada kita, betapa kesederhanaan telah menjadi "darah daging" kehidupan Nabi yang mulia. Bahkan ketika "pesta pernikahan" putrinya, yang selayaknya diadakan dengan meriah, Muhammad tetap menunjukkan kesederhanaan.

Bagi Rasulullah, membuat pesta besar untuk pernikahan putrinya bukanlah hal sulit. Tapi, sebagai manusia agung yang suci, "kemegahan" pesta pernikahan putrinya, bukan ditunjukkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Rasul justru menunjukkan "kemegahan" kesederhanaan dan "kemegahan" sifat qanaah, yang merupakan kekayaan hakiki. Rasululllah bersabda, "Kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman, yang tecermin dalam sifat qanaah".

Iman, kesederhanaan, dan qanaah adalah suatu yang tak bisa dipisahkan. Seorang beriman, tecermin dari kesederhanaan hidupnya dan kesederhanaan itu tecermin dari sifatnya yang qanaah. Qanaah adalah sebuah sikap yang menerima ketentuan Allah dengan sabar; dan menarik diri dari kecintaan pada dunia. Rasulullah bersabda, "Qanaah adalah harta yang tak akan hilang dan tabungan yang tak akan lenyap."

*kopas lagi*

Ude ah,. yuk hadir di acaranya!

0 komentar:

Posting Komentar